PERUBAHAN SOSIAL & KETIMPANGAN SOSIAL

Penulis adalah .... 

Perubahan arsitektur rumah dari tradisional ke modern merupakan cerminan evolusi budaya, teknologi, dan kebutuhan manusia. Rumah tradisional, yang dibentuk oleh nilai-nilai lokal dan kearifan tradisional, perlahan bergeser menuju rumah modern yang mengedepankan fungsi, efisiensi, dan estetika kontemporer. Perjalanan ini membawa perubahan signifikan dalam bentuk, material, dan makna rumah itu sendiri.

Tulisan ini merupakan hasil pengamatan perubahan arsitektur rumah dari tradisional ke modern. Rumah yang digunakan pada gambar 1 yaitu milik Bapak Robet  dan rumah yang digunakan pada gambar 2 yaitu Bapak Suyono. Rumah gambar 1 atau rumah tradisional  beralamatkan di Ds. DukuhMulyo Dk. Genetan RT 08 RW 01 sedangkan rumah gambar 2 atau rumah modern beralamatkan di Ds. Pulorejo Dk. Mbingung RT 01 RW 01. Rumah didokumentasikan dalam bentuk file foto kemudian dilakukan indentifikasi baik secara visual maupun secara substantif. Secara visual dilihat dari bentuk, material, tata ruang, penghuni, dan lain sebagainya. Setelah itu foto rumah tersebut kemudian di identifikasi apakah terjadi perubahan identitas sosialnya, apakah terjadi perubahan norma sosialnya, apakah terjadi perubahan interaksi sosial, apakah terjadi perubahan tindakan sosialnya, apakah terjadi perubahan lembaga sosialnya. 
SELAMAT MEMBACA...

RUMAH TRADISIONAL
Rumah Tradisional merupakan rumah yang secara gaya pembuatan bentuknya diadaptasikan dari alam seperti kayu, bambu, batu bata, dan tanah liat. Bentuk rumah tradisional dipengaruhi oleh iklim, topografi, dan gaya hidup masyarakat setempat. Misalnya, rumah panggung di daerah rawa, rumah joglo di Jawa Tengah, dan rumah gadang di Minangkabau.
Fungsi rumah tradisional tidak hanya sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial, ekonomi, dan budaya. Ruang-ruang di dalamnya memiliki makna simbolik dan hierarki sosial. Nilai rumah tradisional sarat dengan nilai-nilai budaya, seperti gotong royong, kearifan lokal, dan penghormatan terhadap alam. Proses pembangunannya melibatkan seluruh anggota keluarga dan masyarakat, menjadi simbol persatuan dan kebersamaan.

RUMAH MODERN
Rumah modern merupakan rumah yang menggunakan elemen arsitektur khas untuk menentukan karakternya. Rumah modern menggunakan material modern seperti beton, kaca, dan baja . Rumah modern sering kali menggunakan atap datar, jendela besar, dan garis-garis bersih. Selain itu, rumah modern juga sering menggunakan bentuk geometris dan menghindari fitur-fitur seperti lengkungan, kolom hiasan, dan ornamen aneh lainnya. 
Bentuk rumah modern lebih minimalis, geometrik, dan menekankan pada garis-garis lurus dan simetris. Fungsi rumah modern dirancang untuk memaksimalkan fungsi dan efisiensi. Ruang-ruang di dalamnya diorganisir berdasarkan kebutuhan fungsional, seperti ruang tidur, ruang tamu, ruang makan, dan dapur. Nilai Rumah modern menekankan pada privasi, kemudahan, dan kenyamanan. Desainnya lebih fleksibel dan dapat disesuaikan dengan selera penghuni.

Perbedaan Utama Rumah Tradisional dan Rumah Modern
- Material: Rumah tradisional menggunakan material alami, sementara rumah modern menggunakan material modern.
- Bentuk: Rumah tradisional memiliki bentuk yang beragam dan dipengaruhi oleh budaya lokal, sementara rumah modern cenderung minimalis dan universal.
- Fungsi: Rumah tradisional memiliki fungsi multipel, sementara rumah modern lebih fokus pada fungsi praktis.
- Nilai: Rumah tradisional sarat dengan nilai-nilai budaya, sementara rumah modern menekankan pada privasi, kenyamanan, dan efisiensi.

Dampak
Pergeseran dari rumah tradisional ke modern membawa dampak positif dan negatif.
- Positif: Rumah modern lebih nyaman, efisien, dan tahan lama.
- Negatif: Hilangnya nilai-nilai budaya, homogenisasi arsitektur, dan kerusakan lingkungan akibat penggunaan material modern.

Identitas Sosial Rumah Tradisional Joglo dan Rumah Modern

Rumah Tradisional Joglo
Identitas Sosial Rumah Joglo, dengan arsitektur khas Jawa, mencerminkan nilai-nilai sosial masyarakat Jawa yang kuat, seperti:
- Keluarga: Rumah Joglo dirancang untuk mengakomodasi keluarga besar, dengan ruang-ruang yang terhubung dan halaman yang luas untuk berkumpul.
- Hirarki: Struktur rumah Joglo, dengan bagian utama di tengah dan bagian samping untuk anggota keluarga yang lebih muda, menunjukkan hierarki sosial dalam keluarga Jawa.
- Kesatuan: Konstruksi rumah Joglo yang saling mengunci, tanpa menggunakan paku, melambangkan kesatuan dan kekompakan dalam masyarakat Jawa.
- Keselarasan dengan Alam: Penggunaan bahan alami dan desain yang mengikuti arah mata angin menunjukkan penghormatan terhadap alam dan lingkungan.
- Simbol: Rumah Joglo menjadi simbol kebanggaan, kemakmuran, dan status sosial bagi pemiliknya.
- Nilai: Rumah Joglo mengandung nilai-nilai luhur seperti kekeluargaan, gotong royong, dan penghormatan terhadap tradisi.
 
Rumah Modern
Identitas Sosial: Arsitektur rumah sudah modern. Walapun gayanya sudah modern tetapi pemiliknya adalah orang jawa hanya saja rumah ini tidak memancarkan editas simbolik orang jawa. Rumah modern cenderung mencerminkan nilai-nilai sosial masyarakat modern yang lebih individualistis dan pragmatis, seperti:
- Pribadi: Desain rumah modern lebih fokus pada kebutuhan dan selera pribadi penghuni, dengan penekanan pada fungsionalitas dan efisiensi.
- Tata Letak: Ruang-ruang dalam rumah modern cenderung lebih terpisahkan, memberikan privasi dan kemerdekaan bagi penghuninya.
- Kemajuan: Penggunaan teknologi dan material modern menunjukkan keunggulan teknologi dan kemajuan zaman.
- Minimalis: Desain rumah modern cenderung minimalis, dengan penekanan pada kesederhanaan dan estetika.
- Simbol: Rumah modern menjadi simbol kemajuan, modernitas, dan gaya hidup yang praktis.
- Nilai: Rumah modern mengandung nilai-nilai seperti efisiensi, kepraktisan, dan individualitas.
 
Perbedaan Identitas Sosial
Perbedaan identitas sosial antara rumah tradisional Joglo dan rumah modern mencerminkan perubahan nilai-nilai sosial masyarakat dari waktu ke waktu. Rumah Joglo lebih menekankan pada nilai-nilai kolektif dan tradisional, sementara rumah modern lebih menekankan pada nilai-nilai individualistis dan modern.

Norma Sosial
Norma sosial dalam arsitektur tradisional biasanya berkaitan erat dengan aturan adat dan tradisi yang telah turun-temurun, seperti penempatan ruang tamu yang terbuka untuk menerima tamu atau keberadaan ruang khusus untuk upacara adat. Rumah Tradisional lebih terbuka untuk menerima tamu. Selain itu, rumah tradisional juga lebih terbuka ketika digunakan untuk menjenguk orang sakit. Sementara itu, rumah modern cenderung lebih fleksibel dan tidak terikat oleh norma-norma tradisional, tetapi lebih menyesuaikan dengan kebutuhan fungsional dan estetika modern. Di rumah modern, norma sosial sering menekankan nilai kemandirian, di mana setiap anggota keluarga didorong untuk mandiri dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri. Norma sosial rumah modern cenderung mengizinkan anggota keluarga, terutama generasi muda, untuk terlibat dalam aktivitas di luar rumah seperti bekerja, berorganisasi, atau berpartisipasi dalam kegiatan sosial. Ini mencerminkan perubahan dalam norma sosial yang semakin bebas dan tidak terlalu terikat pada tradisi.

Interaksi Sosial
Dalam rumah tradisional, interaksi sosial lebih bersifat komunal dengan ruang-ruang yang dirancang untuk kegiatan bersama seperti balai desa atau pendopo yang digunakan untuk pertemuan masyarakat. Rumah modern, sebaliknya, lebih memprioritaskan privasi dengan ruang-ruang yang terpisah dan lebih personal. Pergeseran ini menunjukkan bagaimana interaksi sosial dalam masyarakat berubah dari interaksi komunal ke interaksi yang lebih individualistis.

Tindakan Sosial
Tindakan sosial dalam konteks arsitektur tradisional sering kali mencerminkan kolaborasi, seperti gotong royong dalam membangun rumah. Masyarakat secara bersama-sama membantu membangun rumah, baik dalam hal tenaga maupun bahan bangunan. Tindakan ini mencerminkan nilai kebersamaan, solidaritas, dan saling membantu. Sedangkan dalam arsitektur modern, pembuatan rumah modern biasanya dilakukan oleh tukang bangunan profesional atau arsitektur. Pemilik rumah biasanya tidak terlibat langsung dalam proses pembangunan, melainkan hanya mengawasi dan memberikan arahan. Tindakan ini mencerminkan efisiensi dan profesionalisme dalam membangun rumah. Tindakan sosial lebih mengarah pada profesionalisme dan penggunaan jasa konstruksi komersial, di mana aspek-aspek komunitas mulai memudar dan digantikan oleh hubungan transaksional.

Permasalahan Sosial
Ketimpangan sosial dapat dilihat dalam perbedaan yang mencolok antara rumah tradisional dan modern. Rumah tradisional sering kali dianggap kuno dan kurang berkembang dibandingkan dengan rumah modern yang lebih mewah dan canggih, mencerminkan kesenjangan ekonomi dan sosial. Menimbulkan masalah sosial, seperti marginalisasi budaya lokal dan hilangnya identitas komunitas, serta eksklusi (masalah) sosial bagi mereka yang tidak mampu beradaptasi dengan perubahan arsitektur modern.

Contoh Permasalahan Sosial Rumah Tradisional:
1) Rumah tradisional seringkali menggunakan bahan bangunan alami seperti kayu, bambu, dan tanah liat. Namun, penebangan hutan secara liar untuk mendapatkan bahan bangunan ini dapat mengancam kelestarian hutan dan ekosistemnya. 
2) Di rumah tradisional, pengelolaan sampah masih sering dilakukan dengan cara tradisional, seperti membakar sampah atau membuang sampah ke sungai. Hal ini dapat mencemari lingkungan dan menimbulkan masalah kesehatan. 
3) Rumah tradisional umumnya menggunakan energi tradisional seperti kayu bakar untuk memasak dan penerangan. Penggunaan kayu bakar secara berlebihan dapat menyebabkan deforestasi dan polusi udara.

Contoh Permasalahan Sosial Rumah Modern: 
1) Rumah modern umumnya menggunakan energi listrik dalam jumlah besar untuk penerangan, pendingin ruangan, dan peralatan elektronik. Konsumsi energi yang tinggi ini dapat menyebabkan emisi gas rumah kaca dan perubahan iklim. 
2) Rumah modern seringkali menggunakan bahan bangunan yang tidak ramah lingkungan, seperti beton dan baja. Produksi bahan bangunan ini membutuhkan banyak energi dan menghasilkan emisi gas rumah kaca. 
3) Rumah modern menghasilkan banyak limbah, seperti sampah plastik, limbah elektronik, dan air limbah. Pengelolaan limbah yang tidak tepat dapat mencemari lingkungan dan menimbulkan masalah kesehatan.

Kesimpulan 
1. Temuan
Berdasarkan hasil pengamatan dan identifikasi perubahan nilai-nilai sosial perubahan sosial pada bentuk rumah tradisional dan modern ditemukan bahwa terjadi perubahan pada identitas sosial, norma sosial, interaksi sosial, tindakan sosial dan permasalahan sosial. Berdasarkan pernyataan hari ini bahwa perubahan arsitektur rumah tidak bisa dibendung, arsitektur rumah-rumah tradisional semakin hilang dan tergantikan oleh kepopuleran arsitektur rumah-rumah modern. 
2. Kearifan Lokal
Menurut kami, kearifan lokal dalam arsitektur rumah tradisional dan rumah modern memiliki nilai-nilai yang berbeda namun saling melengkapi. Rumah tradisional mengajarkan kita tentang pentingnya harmoni dengan alam, keberlanjutan, dan nilai-nilai sosial. Rumah modern memberikan kita fleksibilitas, fungsionalitas, dan inovasi teknologi.

Pentingnya untuk memahami dan menghargai kedua bentuk arsitektur ini, serta mencari cara untuk mengintegrasikan nilai-nilai positif dari keduanya dalam membangun rumah yang nyaman, berkelanjutan, dan sesuai dengan kebutuhan serta nilai-nilai masyarakat.






 




Postingan populer dari blog ini

PROPOSAL PENGEMBANGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DI DESA TANJUNGSARI

ULANGAN SOSIOLOGI